Fintech atau P2P lending merupakan salah satu instrumen macam macam investasi yang kini hadir di masyarakat. Sejak 3 tahun kebelakang, dan terhitung dari tahun 2017 tumbuh subur. Beragam nama muncul sebagai wadah untuk melakukan kegiatan pendanaan. Entah itu untuk kebutuhan berinvestasi atau pinjaman. Tumbuhnya lembaga keuangan ini bukan tanpa sebab.
Saat ini banyak sekali kaum muda millenial lebih memilih berinvestasi di
lembaga keuangan. Alasannya karena imbal hasil yang diterima besar. Mereka
hanya menyetorkan sejumlah uang dengan nominal tertentu pada suatu lembaga
keuangan. Keuntungan bisa diperoleh dalam jangka waktu tertentu.
Dari sekian banyak lembaga keuangan yang ada di Indonesia Fintech mengalami
pertumbuhan sebesar 119% pada tahun 2019 untuk kegiatan penanaman dana. Tidak
hanya itu saja sampai saat ini sudah ada 119 fintech konvensional dan 8 fintech
syariah yang resmi terdaftar di OJK.
Menang tidak bisa dipungkiri lagi sistem P2P lending memiliki nilai 14%-20%
untuk besaran keuntungan yang diterima investor. Maka dari itu mereka yang
termasuk usia millenial lebih cenderung menjatuhkan pilihan di Fintech.
Sejumlah keuntungan tersebut akan diterima investor dalam tempo 1 bulan
saja. Sangat berbeda dengan instrumen lainnya. Investor baru bisa menikmati
imbal hasil setelah 4 bulan, 6 bulan, 1 tahun dan lainnya.
Contohnya saja saat Anda putuskan memakai alat deposlto. Anda akan menerima
pendapatan senilai 4%-6% saja. Belum lagi penerimaan
untung tersebut diberikan secara tahunan. Tentu sangat lama sekali bukan?
Padahal Anda ingin segera menimang hasilnya. Meskipun menanamkan uang pakai
deposito itu aman, resiko kecil.
Fintech dengan P2P lendingnya juga aman loh. Meskipun mereka masuk dalam
kategori investasi online. Justru sistem online memudahkan nasabah.
Proses registrasi cepat, bisa memilih profil penerima pinjaman, dana bisa
dipantau kapan saja. Yang lebih penting lagi resiko rendah.
Kenapa resiko rendah? Bukannya dana yang disetorkan nasabah itu untuk keperluan peminjam? Iya itu memang benar adanya, namun ingat pinjaman yang didanai itu bersifat produktif bukan konsumtif. Jadi jangan takut kalau terjadi gagal bayar.
Karena dari awal pihak pengelola dana Anda telah menerjunkan beberapa orang
ke daerah pedesaan. Mereka mendanai perempuan desa yang telah dilatih kemampuan
berwirausaha. Dari situlah para perempuan ini bisa kokoh berdiri memiliki
penghasilan sendiri dari usaha mereka.
Sehingga ketika pihak pemberi pinjaman menyerahkan sejumlah uang, mereka
selalu bisa mengembalikan uang tepat waktu bersamaan dengan bunganya. Anda juga
jangan khawatir kalau mereka akan kabur atau bangkrut.
Hal itu tidak mungkin terjadi, karena di sana mereka telah dilatih
sedemikian rupa supaya usaha berjalan lancar. Petugas dari perusahaan fintech
juga ada yang stay di sana. Jadi semua aman terkendali. Gagal bayar sangatlah
kecil dan tak ada yang dikhawatirkan.
Kalau Anda ingin dana berkembang dan selalu aman. Bergabunglah segera
dengan perusahaan investasi P2P lending bernama Amartha. Ini merupakan
perusahaan investasi yang baik. Jaminan kepuasan nasabah paling penting.
Mereka selalu melakukan seleksi ketat terhadap pihak peminjam yang akan
didanai oleh investor. Selain itu sistem telah terintegrasi penuh, sangat cepat
pemrosesan dana, dan regulasi jelas ada. Pihak pemberi dana akan mendapat nilai
untung berlipat tetapi dalam batas wajar senilai 15%.
Hasil dari investasi bisa dinikmati selama satu bulan. Karena pihak yang
Anda danai setiap bulannya membayar pokok serta bunganya. Kini Anda tidak perlu
bingung lagi, uang bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Usaha seseorang bisa maju berkat suntikan dana dari Anda melalui lembaga
pendanaan terbaik. Lembaga yang mengolah dan melaporkan secara berkala
perkembangan dana. Semua kekhawatiran kecil dan kesejahteraan meningkat.